 |
| Polres Sumbawa Barat telah mengamankan narkoba golongan I jenis sabu-sabu dengan berat total 10,33 gram, pada Minggu (10/3) |
Sumbawa Barat – Kasus Narkoba untuk kesekian kalinya terjadi lagi di wilayah hukum Polres Sumbawa Barat, anggota Polres Sumbawa Barat telah mengamankan narkoba golongan I jenis sabu-sabu dengan berat total 10,33 gram, pada Minggu (10/3) kemarin.
Kapolres Sumbawa Barat, AKBP Mustofa S. Ik., MH melalui Kasubbag Humas Polres setempat, AKP Suwardi yang konfirmasi awak media, pada Senin (11/3/) membenarkan prihal penangkapan kasus Narkoba tersebut.
Ia mengatakan, barang bukti yang diamankan disalah satu hotel di Kecamatan Taliwang dengan tersangka pria berinisial SD (24), warga Kecamatan Seteluk yang di duga memiliki, menguasai, meyimpan dan menyalagunakan narkoba.
Kasubbag humas menyebutkan, adapun jumlah barang bukti yang berhasil disita polisi dari tangan terduga pelaku yakni, dua lembar plastik clip bening di duga berisi sabu, satu buah bong, satu buah korek api gas, satu buah alat timbang Merk Digital Scale warna Hitam, dua buah potongan pipet, satu buah jarum, satu buah sekop, satu buah clip sisa pakai dan uang tunai senilai Rp. 350.000 ribu.
“Barang bukti dan tersangka sudah di amankan oleh polisi untuk kepentingan penyedikan selanjutnya,” terangnya.
AKP Suwardi menjelaskan, adapun kronologis dari penangkapan tersebut ialah, bahwa tim opsnal Satres Narkoba Polres Sumbawa Barat memperoleh informasi dari masyarakar akan ada transaksi Narkoba di salah satu tempat penginapan di dalam Kota Taliwang. Kemudian atas informasi tersebut, tim langsung melakukan pengintaian. Pada momentum yang tepat, anggota langsung bergerak hingga melakukan penggerebekan dan menemukan barang bukti tersebut.
“Penangkapan terhadap tersangka turut disaksikan oleh unsur steakholder setempat,” ujarnya.
Masih dari keterangan Kasubbag Humas, pihaknya berharap kepada orang tua untuk mengawasi pergaulan putra-putrinya karena pereradaran barang haram itu cukup memperhatinkan.
“Narkoba harus kita perangi bersama karena dapat merusak tatanan sosial dan masa depan anak-anak kita,” tutupnya.
(Ibrahim)
