Mataram - Budaya membaca di Provinsi NTB dinilai masih tertinggal dibanding provinsi lain di Indonesia khususnya di Pulau Jawa. Pemerintah Provinsi NTB berikhtiar terus mendorong masyarakat untuk semakin gemar membaca. Termasuk menumbuhkan minat anak untuk memiliki sikap tersebut. Untuk itu, digelar sebuah talk show interaktif yang dilaksanakan di Graha Bhakti Praja, Jumat (15/11/19). Dalam kegiatan ini, Duta Baca Indonesia, Najwa Shihab dihadirkan secara langsung sebagai pembicara.
Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Dr.Ir. H. Iswandi, M.Si yang membuka kegiatan tersebut berharap kehadiran Najwa Shihab bisa memberi motivasi kepada masyarakat NTB untuk gemar membaca.
“Mewujudkan masyarakat NTB Gemilang adalah melalui misi NTB
Sehat dan Cerdas. Untuk itu mewujudkan masyarakat yang gemar membaca akan berkontribusi dalam mewujudkan visi dan misi NTB Gemilang ini” tambahnya
Iswandi berharap kegiatan seperti ini bisa terus dilaksanakan dan berlanjut dari waktu ke waktu. “Kami atas nama Gubernur menyampaikan terima kasih dan berharap kegiatan ini dapat dilaksanakan dari waktu ke waktu. Jangan hanya karena Mbak Nana datang baru diselenggarakan” canda Doktor Pemerintahan tersebut.
Sementara Najwa Shihab mengatakan, ia sudah banyak berkeliling ke pelosok-pelosok Tanah Air untuk mengajak warga Indonesia gemar membaca. “Tugas Saya sebagai duta baca Indonesia adalah mengajak orang jatuh cinta pada membaca..” jelasnya diiringi tepuk tangan hadirin.
Menurutnya, generasi muda selaku penerus bangsa menjadi target utama akan budaya gemar membaca.
Pemandu acara "Mata Najwa" ini berharap kegiatan membaca bisa menjadi bagian kehidupan, bahkan bagian dari rutinitas sehari-sehari.
Di era digital, membaca menjadi elemen penting untuk meningkatkan kemampuan analisis terutama mengenali berita bohong atau hoax.
"Ini sangat penting, harus cerdas memilih dan memilah mana yang benar dan mana yang bohong. Karena maraknya berita hoax tidak hanya di Indonesia, namun hampir di seluruh negara," ujar Najwa menjelaskan.
Najwa menambahkan, dengan generasi yang gemar membaca akan menghasilkan generasi yang tidak mudah diprovokasi, tidak mudah memaki, dan yang punya hati.
“Mari masukkan jadwal membaca dalam kehidupan sehari-hari. Idealnya minimal 20 menit sehari. Membaca seperti olahraga, semakin sering kita olahraga semakin kuat. Membaca juga seperti itu. Membaca adalah syarat utama menjadi orang berhasil” jelas Najwa.
Menurutnya, persoalan saat ini adalah kemampuan menghadapi tantangan literasi digital. “Kita tidak tahu mana yang sampah, mana yang berlian. Karena kita tidak pernah melatih diri kita, sehingga kita harus bisa membedakan fakta dan hoax” tegasnya.
@lombokepo