Newsmetrontb.com _ MATARAM NTB Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda NTB tengah menangani laporan dugaan penghinaan terhadap Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal yang dilakukan melalui media sosial. Kasus ini dilaporkan oleh sejumlah elemen masyarakat
Direktur Reskrimsus Polda NTB, Kombes Pol FX Endriadi, S.I.K., menjelaskan bahwa penyidik telah memeriksa pelapor, memintai pendapat dari sejumlah ahli pidana, ITE dan bahasa serta memeriksa langsung pelaku.
Dalam pemeriksaan pelaku yang semula diinformasikan keluarganya memiliki gangguan mental dan ia juga mengakui telah memposting konten bernada penghinaan melalui akun Facebook miliknya.
Terduga Pelaku juga mengaku sebelum membuat unggahan bahwa ia mengonsumsi sabu Sehingga penyidik melakukan tes urine dengan hasil reaktif. " Jelas Kombes Pol Endriadi saat dikonfirmasi
Lanjut dijelaskan olek Kombes pol. FX Endriadi, S.I.K. saat dilakukan pemyidikan terduga pelaku ia mendapatkan narkoba dari seseorang berinisial RiO yang kini berstatus DPO Polda NTB.
Selain faktor pengaruh narkoba polisi juga akan terus melakukan pengebangan kasus tersebut kemungkinan adanya motif lain kenapa sampai hina Gubernur NTB
Seperti yang terduga katakan ia mengaku cemburu melihat keakraban Gubernur dengan Wakil Gubernur NTB di media sosial,” Ungkas Dir.Krimsus polda NTB Kombes Pol. FX Endriadi.
Penyidik telah menyita barang bukti berupa tangkapan layar unggahan Facebook serta isi pesan Messenger yang dikirim pelaku serta HP milik terduga pelaku
Guna memastikan keselamatan yang bersangkutan dan kondisi kejiwaannya penyidik membawa yang bersangkutan ke Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma di Mataram untuk menjalani observasi kejiwaan.
Saat ini, pelaku tengah menjalani masa observasi selama 14 hari di bawah pengawasan ketat personel Ditsabhara Polda NTB.
Setelah hasil visum et psikiatrikum keluar kami akan melaksanakan gelar perkara untuk menentukan langkah hukum berikutnya,” Tegas Kombes Pol Endriadi.
kesempatan tersebut Dir Krimsus polda NTB menghimbau masyrakat bahwa media sosial bisa menjadi ruang yang rawan jika digunakan tanpa kendali.
Pihak kami berharap agar masyarakat semakin bijak dalam berpendapat dan berinteraksi di ruang digital serta tidak terjerumus dalam tindakan yang bisa merugikan diri sendiri maupun orang lain. " Pungkasnya. ( red )