Upacara HAB dihadiri Bupati dan Wakil Bupati KLU - newsmetrontb

Saturday, January 4, 2020

Upacara HAB dihadiri Bupati dan Wakil Bupati KLU

Lombok Utara  - Puncak peringatan upacara bendera dalam rangka memperingati Hari Amal Bhakti ( HAB ) ke 74 Kementerian Agama Tahun 2020 tingkat Kabupaten Lombok Utara yang dilaksanakan pada hari jum’at, 03 Januari 2020 yang dilaksanakan di lapangan umum "Tioq Tata Tunaq" Tanjung  berlangsung khidmad dan lancar. 

Hadir dalam upacara tersebut Bupati Lombok Utara Dr. H. Najmul Ahyar dan Wakil Bupati Lombok Utara H. Saripudin, anggota DPRD, para asisten,  pejabat lingkup pemda, kepala kemenag KLU H. Muksin, Kasubbag TU Kmenag KLU H.Suparlan, pejabat lingkup kemenag serta anggota Dharma Wanita kemenag KLU. Dan menjadi peserta upacara pns lingkup kemenag dan pemda, penyuluh agama non PNS, guru madrasah se KLU, siswa – siswi madrasah se KLU dan anggota pramuka.

Bupati Lombok Utara bertinda sebagai pembina upacara dan Lilik Herlina siswi kelas 11 MA Hidayaturrahman Menggala Kec. Pemenang sebagai Komandan Upacara. Sedang yang bertugas sebagai pasukan pengibar bendera yaitu Haerul Umam dan Mukti Tabrani Wijaya  siswa kelas 11 MA Hidayaturrahman Menggala serta Agus Hariawan kelas 12 MA Assyafiiyah Menggala Kec. Pemenang.

Bupati Lombok Utara dalam amanatnya mengingatkan sejarah berdirinya kementerian agama 

"Mengilas balik sejarahnya bahwa Kementerian Agama dibentuk pada 3 januari 1946 dengan menteri agama pertama Haji Mohammad Rasjidi. Kementerian Agama lahir di tengah kancah revolusi fisik bangsa indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari penjajahan. Sebagai bagian dari perangkat bernegara dan berpemerintahan, kementerian agama hadir untuk melaksanakan pasal 29 undang-undang dasar 1945" ungkap H.Najmul.

H.Najmul juga mengajak seluruh jajaran Kementerian Agama untuk memperhatikan 6 ( enam ) hal.

"Secara khusus saya mengajak jajaran kementerian agama di seluruh Indonesia untuk memperhatikan 6 (enam) hal berikut. Pertama, pahami sejarah kementerian agama serta regulasi, tugas dan fungsi kementerian ini dalam konteks relasi agama dan negara. Kedua, jaga idealisme, kejujuran, integritas dan budaya kerja kementerian agama di tengah arus kehidupan yang serba materialistis, selaraskan antara kata dengan perbuatan, sesuaikan tindakan dengan sumpah jabatan. Ketiga, tanamkan selalu bahwa bekerja adalah ibadah dan melayani masyarakat adalah sebuah kemuliaan. Keempat, perkuat ekosistem pembangunan bidang agama antar sektor dan antar pemangku kepentingan, baik sesama institusi pemerintah, tokoh agama, organisasi keagamaan dan segenap elemen masyarakat. Kelima, rangkul semua golongan dan potensi umat dalam semangat kebersamaan, kerukunan, persatuan dan moderasi beragama sejalan dengan falsafah pancasila yang mempersatukan anak bangsa walau berbeda ras, etnik, keyakinan agama dan golongan. Keenam, implementasikan visi dan misi pemerintah ke dalam program kerja kementerian agama di semua unit kerja di pusat, daerah dan perguruan tinggi keagamaan."  Jelas H. Najmul.

H.Najmul juga menegaskan bahwa penguatan identitas keagamaan dan identitas kebangsaan tidak boleh dipisahkan apalagi dipertentangkan, tapi harus dalam “satu kotak” guna melahirkan moderasi beragama dan bernegara. 

Penguatan identitas keagamaan bila dipisahkan dari spirit bernegara dapat melahirkan radikalisme beragama. Begitu pun, penguatan identitas bernegara bila dipisahkan dari spirit beragama dapat memberi peluang berkembangnya sekularisme dan liberalisme. Keshalehan beragama dan loyalitas bernegara harus saling mendukung satu sama lain. 

Kita dapat menjadi umat beragama yang shaleh sekaligus menjadi warga negara yang baik. Saya ingin mengutip pesan pahlawan nasional almarhum jenderal besar tni dr. Abdul haris nasution yang relevan dengan misi kementeian agama, yakni, “sebagai negara baru kita tidaklah sekadar ingin mengejar ketertinggalan terhadap negara-negara maju, melainkan sebagai orang beriman kita ingin membangun kehidupan bermartabat spiritual dan material dengan ridla Allah.”

Upacara HAB ke 74 Kementerian Agama Tahun 2020 dikabupaten Lombok Utara banyak kalangan melihat mempunyai arti yang sangat penting, karena terlihat hadirnya dua pemimpin di kabupaten Lombok Utara ditengah – tengah peserta upacara yaitu Bupati dan Wakil Bupati. Tidak seperti upacara sebelumnya, kedua pemimpin ini hampir tidak pernah muncul secara bersamaan . Dan ada yang menilai bahwa tema HAB ke 74 tahun ini yakni "Umat Rukun, Indonesia Maju" dan pemimpin duduk bareng dan bersama dalam satu rangkaian kegiatan membuktikan Kabupaten Lombok Utara merupakan daerah sadar kerukunan yang telah diakui secara nasional.Upacara di tutup dengan doa yang dibacakan oleh Ustas Wildah,S.Pdi dan pemberian ucapan selamat kepada 40 penyuluh agama islam.

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Disqus comments